Translate

Sunday, December 22, 2013

Books "THE DEVIL'S ALTERNATIVE"

Judul Asli : THE DEVIL’S ALTERNATIVE
Copyright © Fredereick Forsyth 1979
Penerbit Serambi
Alih Bahasa : Kristina Sundari
Editor : M. Sidik Nugraha
Lay-out : Aniza Pujiati
Desain Sampul : Altha Rivan
Cetakan I : Juli 2013 ; 602 hlm ; ISBN 978-979-024-412-2
Rate : 4.5 of 5

Pernahkah Anda membayangkan bahwa sebuah situasi menyangkut hubungan diplomatik serta permainan politik serta perebutan kekuasaan, dimulai dari suatu hal yang awalnya tampak sepele ? Dan bagaimana peran serta pemimpin masing-masing negara mengambil keputusan yang menyangkut nasib serta nyawa ribuan orang, semuanya demi kepentingan masing-masing ? Ini adalah sebuah kisah thriller-suspense yang menegangkan, menimbulkan rasa penasaran semenjak awal, pertengahan hingga akhir. Melibatkan aneka konflik serta permainan intrik penuh kejutan, tak pelak karya Frederick Forstyh kali ini patut mendapat acungan jempol tinggi-tinggi (^_^)

Kisah ini dibuka dengan munculnya berita bahwa panen gandum di kawasan Rusia akan mengalami penurunan akibat perubahan iklim selama musim dingin. Demi mempertahankan dan meningkatkan daya tahan serta pertumbuhan, pihak Departemen Pertanian melakukan ‘rekayasa’ dengan memberikan bahan ‘pelindung’ bagi bibit-bibit yang diharapkan akan tumbuh sesuai jadwal panen. Rencana tersebut mengalami kegagalan total akibat keteledoran petugas, yang menimbulkan ‘wabah-hama’ menjalar keseluruhan tanaman. Hal ini berdampak pada kuantitas produktifitas panen beras secara nasional maupun internasional.



Presiden Maxim Rudin, harus mengambil keputusan sebelum berita tersebut menyebar di kalangan luas dan menimbulkan kepanikan. Dari sekian banyak alternatif, meminta bentuan kepada pihak Amerika guna mencegah terjadinya bencana kelaparan di kemudian hari, harus diambil, meski muncul tentangan dari beberapa pihak di dalam partainya. Mendekati berakhirnya masa jabatannya, Rudin yakin pihak oposisi dalam partainya akan mengambil segala jalan untuk menggulingka dirinya, termasuk memanfaatkan situasi dan kondisi di Rusia saat itu.

Di sisi lain pihak Amerika telah mengetahui adanya ‘situasi’ di Rusia berkat sistem intelejen yang mereka pasang (memberikan gambaran nyata bahwa manusia memang suka ‘mengintip’ kegiatan dan aktifitas pihak lain), dan Presiden William Matthews harus mengambil keputusan saat muncul pro dan kontra, apakah sebaiknya mereka mengambil tindakan untuk memanfaatkan sebaik mungkin situasi Rusia sebagai ‘bahan’ negosiasi untuk menekan kebijakan Rusia, ataukah cukup sekedar membantu kebutuhan mereka ...

Kala akhirnya muncul kesepakatan untuk mengirim utusan dari masing-masing negara untuk melakukan perjanjian dan negosiasi, tiada yang menduga akan muncul insiden lain yang mempersulit jalannya Traktat Perdamaian antara Rusia dan Amerika. Dari insiden pembunuhan pejabat penting Rusia yang dilakukan oleh kelompok simpatisan Ukraina, pembajakan kapal tanker terbesar yang sedang berada dilautan lepas dengan ancaman menumpahkan berton-ton minyak mentah ke laut bebas, hingga usaha kudeta di dalam partai pemerintahan Rusia.

Masing-masing pihak hanya mengejar kepentingan pribadi masing-masing, tanpa menyadari bahwa setiap upaya yang mereka lakukan, berpengaruh pada kebijakan politik dua negara adidaya terkait dengan perjanjian senjata nuklir. Dengan menampilkan sosok agen intelejen Inggris bernama Adam Munro, yang ‘tanpa sengaja’ terlibat dengan informasi mata-mata di dalam pemerintahan Rusia, tentang konspirasi penuh skandal dan intrik yang mencengangkan. Ketika situasi semakin memburuk hingga harus melibatkan pemerintahan Inggris (dalam hal ini di bidang intelejen rahasia), akhirnya para pengambil keputusan dihadapkan pada kondisi dimana ‘The Devil’s Alternative’ (Pilihan Setan) menjadi satu-satunya pilihan yang harus diambil !!!

Tentang Penulis :
Frederick Forsyth, lahir pada tanggal 25 Agustus 1938, seorang penulis asal Inggris sekaligus pengamat politik. Lahir di Ashford, Kent, ia mengambil pendidikan di Tornbridge School, yang dilanjutkan ke Universitas Granada di Spanyol. Sempat menjalani Wajib Militer sepanjang tahun 1956 – 1958 dan menjadikan dirinya pilot termuda di Angkatan Udara pada usia 19 tahun. Setelah lulus,  ia melamar sebagai seorang jurnalis di kantor berita Reuter pada tahun 1961, dan beralih ke BBC pada tahun 1965 di mana ia juga bertugas sebagai asisten koresponden diplomatik. Selama bulan Juli – September 1967 ia meliput Perang Sipil Nigeria sebagai koresponden khusus antara Biafra dan Nigeria. Dan setelah meninggalkan BBC pada tahun 1968, ia kembali ke wilayah Biafra sebagai reporter lepas dan menghasilkan karya tulis pertamanya pada tahun 1969 dengan judul ‘The Biafra Story.’

Keberhasilannya pada buku pertama, mendorong jiwa menulisnya untuk menghasilkan novel dengan menggunakan kemampuan dan pengamatan jurnalisnya. Maka lahirlah novel pertama “The Day of The Jackal” pada tahun  1971, yang kemudian menjadi Internasional Bestseller dan memenangkan ‘Edgar Allan Poe Award’ untuk kategori Best Novel. Kesuksesan fiksi yang berdasarkan kenyataan, akan adanya organisasi OAS OAS (Organization L’Armée Secréte) – sebuah kelompok teroris yang mengancam kelangsungan hidup Presiden Prancis Charles de Gaulle, membuat kisah ini diangkat ke layar lebar dengan judul sama pada tahun 1973, disutradarai oleh Fred Zinnemann, dibintangi oleh Edward Fox, Terence Alexander dan Michael Auclair. 

Pada tahun 1997, rilis sebuah film dengan judul “The Jackal” yang disutradarai Michael Caton-Jones, dibintangi oleh Richard Gere dan Bruce Wilis. Judul yang beredar telah dirubah setelah terjadi negosiasi antara Frederick Forsyth, Fred Zinneman dan pihak pembuat film ini, agar tidak terjadi kerancuan dengan novel maupun film adaptasi sebelumnya, karena kisah dalam film ini sangat berbeda dengan novel “The Day of The Jackal”.

Menyusul keberhasilan novel pertama, karya berikutnya “The Odessa File”  pada tahun 1972, yang berkisah tentang perjalanan seorang reporter untuk melacak keberadaan seorang mantan anggota Nazi,  seorang perwira SS – organisasi rahasia yang merupakan pasukan setia Hitler. Dan  kisah ini juga diangkat ke layar lebar dibintangi John Voight. Setelah itu berturut-turut novel ketiga “The Dogs of War” yang rilis tahun 1974, mengikuti jejak dan kesuksesan serupa. Novel ini diilhami dari  pengalaman beliau saat meliput Perang Biafra (antara Biafra dan Nigeria pada tahun 1970). Republik Zangaro sendiri meskipun hanya berupa rekaan, berdasarkan pada negara Equatorial Guinea bekas jajahan Spanyol.

Novel-novelnya selalu berkisah seputar peperangan, intrik internasional, isu politik, spionase dan kriminalitas lintas negara, seperti “The Fourth Protocol” (1984), “The Negotiator” (1989), dan “The Deceiver” (1991). Beliau juga mencoba menulis novel pada genre yang berbeda berjudul “The Phantom of Manhattan” yang merupakan sekuel dari novel klasik “The Phantom of The Opera”  - namun sayangnya novel ini tidak mendapat respons yang bagus, sehingga akhirnya beliau memutuskan kembali pada genre penulisan yang dikenalnya, thriller-suspence. Kini beliau menetap di Hertfortshire, Inggris bersama istrinya.

Info selengkapnya tentang Frederick Forsyth, silahkan kunjungi situs resminya di : [  Frederick Forsyth's Site | on Goodreadson Wikipedia | on IMDb ]

Best Regards,

HobbyBuku

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...